Kak Prof. Dr. Azrul Anwar, MPH, Dasadarma dan Trisatya Salah Satu Aspek Kepemimpinan
Adakah ekstra kurikuler (ekskul) pramuka di sekolah? Ataukah teman-teman termasuk salah satu anggotanya? Praja Muda Karana atau yang lebih sering kita kenal dengan nama Pramuka merupakan salah satu organisasi kepemudaan yang melatih diri untuk lebih mandiri dan berjiwa cinta tanah air.
Pramuka sudah mulai kita kenal sejak SD. Bahkan hampir di seluruh sekolah dasar, Pramuka sudah menjadi ekstra kurikuler wajib yang biasanya dilaksanakan setiap minggunya pada Jumat atau Sabtu. Organisasi yang begitu kental dengan baju khasnya yang berwarna cokelat, dengan belati dan tambang yang berada di samping kanan dan kiri pinggang ini memang sudah begitu akrab di dalam aktivitas pelajar.
Jika ditelaah lebih dalam, aktivitas-aktivitas yang dimunculkan di Pramuka merupakan salah satu konsep kepemimpinan. Hal tersebut juga dikuatkan oleh Kak Azrul Anwar, Ketua Kwaran Nasional. Beliau yang ditemui tim Q Smart beberapa waktu lalu di Jakarta mengungkapkan bahwa dalam Pramuka menganut prinsip kepedulian. Ing Ngarso Sung Tulodo, Tut Wuri Handayani, yang artinya figur seorang pemimpin yang baik adalah disamping menjadi suri teladan atau panutan bagi bawahan.
“Di Pramuka, pelajar dididik berbagai aspek, khususnya yang tercantum dalam Dasa Darma dan Trisatya. Mental mereka dilatih agar bisa membedakan mana yang baik dan mana yang harus diperbaiki.” Jelas beliau.
Sayang, pendidikan yang diajarkan di Pramuka belum berjalan dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Misalnya, Pramuka baru bersifat wajib di SD, sedang di beberapa SMP dan SMA masih bersifat ekstra kurikuler pilihan.
Padahal, teori yang diterapkannya menarik, kreatif, dan mudah diterapkan. Biasanya diaplikasikan dalam bentuk permainan. Namun, di balik itu semua, tersirat aspek-aspek yang dibutuhkan seorang leader. Aspek kepemimpinan, meningkatkan kedewasaan, menjalin kebersamaan, hingga melatih kesabaran dan tenggang rasa.
Sehingga, banyak terjadi perilaku menyimpang yang dilakukan para pelajar yang notabene merupakan generasi pemegang kedaulatan bangsa di masa depan. Tawuran, saling menindas, memalak, seringkali terjadi. Padahal pada pelaksanaannya, sang ‘tersangka’ sudah memiliki nilai kepemimpinan. Namun sayangnya, mereka mengaplikasikan dalam hal yang kurang baik. Sesungguhnya, apabila tindakan tersebut diputarbalikkan dan kemudian diaplikasikan di dalam hal yang lebih positif, sungguh kekuatan yang besar untuk menjadikan Indonesia yang maha kuat.
So, ada yang berminat mengikuti Pramuka? Soalnya di Pramuka juga dibagi dalam 7 klaster yang mereka sebut dengan ‘saka’. Saka tersebut tergantung pada spesifikasi bidang. Misalnya Saka Bhayangkara yang lebih menjurus pada aspek pertahanan dan keamanan, untuk para calon polisi. Atau Saka Wirakartika yang berada di bawah TNI AD.
S. A. Deliabilda
Q Smart –GSM
Pramuka sudah mulai kita kenal sejak SD. Bahkan hampir di seluruh sekolah dasar, Pramuka sudah menjadi ekstra kurikuler wajib yang biasanya dilaksanakan setiap minggunya pada Jumat atau Sabtu. Organisasi yang begitu kental dengan baju khasnya yang berwarna cokelat, dengan belati dan tambang yang berada di samping kanan dan kiri pinggang ini memang sudah begitu akrab di dalam aktivitas pelajar.
Jika ditelaah lebih dalam, aktivitas-aktivitas yang dimunculkan di Pramuka merupakan salah satu konsep kepemimpinan. Hal tersebut juga dikuatkan oleh Kak Azrul Anwar, Ketua Kwaran Nasional. Beliau yang ditemui tim Q Smart beberapa waktu lalu di Jakarta mengungkapkan bahwa dalam Pramuka menganut prinsip kepedulian. Ing Ngarso Sung Tulodo, Tut Wuri Handayani, yang artinya figur seorang pemimpin yang baik adalah disamping menjadi suri teladan atau panutan bagi bawahan.
“Di Pramuka, pelajar dididik berbagai aspek, khususnya yang tercantum dalam Dasa Darma dan Trisatya. Mental mereka dilatih agar bisa membedakan mana yang baik dan mana yang harus diperbaiki.” Jelas beliau.
Sayang, pendidikan yang diajarkan di Pramuka belum berjalan dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Misalnya, Pramuka baru bersifat wajib di SD, sedang di beberapa SMP dan SMA masih bersifat ekstra kurikuler pilihan.
Padahal, teori yang diterapkannya menarik, kreatif, dan mudah diterapkan. Biasanya diaplikasikan dalam bentuk permainan. Namun, di balik itu semua, tersirat aspek-aspek yang dibutuhkan seorang leader. Aspek kepemimpinan, meningkatkan kedewasaan, menjalin kebersamaan, hingga melatih kesabaran dan tenggang rasa.
Sehingga, banyak terjadi perilaku menyimpang yang dilakukan para pelajar yang notabene merupakan generasi pemegang kedaulatan bangsa di masa depan. Tawuran, saling menindas, memalak, seringkali terjadi. Padahal pada pelaksanaannya, sang ‘tersangka’ sudah memiliki nilai kepemimpinan. Namun sayangnya, mereka mengaplikasikan dalam hal yang kurang baik. Sesungguhnya, apabila tindakan tersebut diputarbalikkan dan kemudian diaplikasikan di dalam hal yang lebih positif, sungguh kekuatan yang besar untuk menjadikan Indonesia yang maha kuat.
So, ada yang berminat mengikuti Pramuka? Soalnya di Pramuka juga dibagi dalam 7 klaster yang mereka sebut dengan ‘saka’. Saka tersebut tergantung pada spesifikasi bidang. Misalnya Saka Bhayangkara yang lebih menjurus pada aspek pertahanan dan keamanan, untuk para calon polisi. Atau Saka Wirakartika yang berada di bawah TNI AD.
S. A. Deliabilda
Q Smart –GSM
0 komentar:
Posting Komentar