RSS
Prestasi Generasi Muslim Dipertaruhkan

“Untuk melihat sejauhmana kekuatan Islam saat ini tak perlu berperang, dari banyak atau tidak diraihnya penghargaan internasional dalam bidang olahraga dan keilmuan juga sudah bisa tercermin.” terangnya.

Tak hanya itu, penguasaan di bidang teknologi dan informasi juga harus diperhatikan. Dengan maraknya HP dan kemudahan dalam bersuluncur di dunia maya menjadi sinyal bagi generasi muda untuk mampu mengimbangi bahkan menguasainya. Bahkan bisa dijadikan ‘ladang’ untuk berdakwah lebih luas lagi. Terbukti, dengan pemanfaatan seperti itu, kini Islam semakin menjalar hingga ke India, Mesir, Yunan, hingga ke Negara bagian Eropa.

Bertempat di Mesjid Al Mannar Muhammadiyah,beliau memberikan tausyiah, mencuci otak dan pemikiran dengan ilmu yang lebih terbuka lagi. Melihat kondisi sekarang yang semakin carut-marut akibat dampak globalisasi dan perkembangan teknologi, dalam waktu yang hanya sekitar 20 menit, beliau memberi banyak petuah yang tersirat dalam bahasanya.

“Indonesia butuh orang-orang yang mampu menghadapi tantangan global. Ada tiga macam karakter yang dibutuhkan. Men of idea, men of dream, and men of doing.” Ujar beliau dengan semangat membara.

Tokoh Indonesia yang pernah menjabat menjadi Wakil Ketua Pimpinan Muhammadiyah Pusat pada Muktamar Muhammadiyah ke-42 dan menjadi ketua pada pertengahan perjalanan yang kemudian dilanjutkan pada Muktamar Muhammadiyah ke-43 ini mengaku bahwa dalam mengukur potensi dan kekuatan Islam di muka dunia bisa dilihat dari kekuatan fisik maupun intelektualitas generasi mudanya.

Dunia carut-marut. Tantangan global semakin kompleks. Bukanlah jiwa-jiwa yang egois dan hanya suka memanjakan diri yang dibutuhkan kini. Adalah sosok yang memiliki mimpi, ide, dan thinking outside the box serta pemikirannya tak hanya untuk lingkup dirinya sendiri, namun untuk tanah air dan bangsanya.

Raut Indonesia telah banyak melahirkan wajah-wajah orang besar. Wajah-wajah tokoh intelek yang memiliki semangat tinggi untuk membangun bangsa. Adalah Prof. DR. H. M. Amien Rais, M.A., salah seorang yang memiliki spiritual tinggi dan pernah menduduki salah satu kursi pemerintahan tertinggi, MPR.

Dalam kesempatannya melenggang ke Tasikmalaya beberapa saat lalu, tak kami siakan untuk bersua dengan beliau. Pria kelahiran Surakarta, 26 April 1944 ini adalah salah seorang tokoh yang aktif dalam pergerakkan politik dan memiliki spiritual keimanan yang kuat.

Mengapa beliau begitu bergelora dalam menyikapi dunia yang sedang mengalami krisis global ini? Hal ini dikarenakan latar belakang pendidikan beliau yang telah memberinya banyak pengalaman dan kemammpuan kognitif-analisis.

Maklum, setelah sedari kecil dididik untuk menjadi seorang kyai oleh orang tuanya, beliau melanjutkan kuliah strata 1 di FISIPOL UGM dan IAIN Sunan Kalijaga. Kemudian, gelar master dan doctoralnya beliau terima dari universitas terkemuka di Amerika Serikat. Dalam perjalanannya, beliau juga pernah menjadi MWA (Majelis Wali Amanah) UGM.

Kritiknya yang sangat vokal sangat mewarnai opini publik di Indonesia. Bahkan, sepulangnya dari pendidikan di Amerika, ia terkenal sebagai pakar politik Timur Tengah.

Saat ini beliau sering kali keliling Indonesia, bahkan hingga ke Brunei, Kairo, Australia, dan Belanda untuk memberikan tausyiah kepada masyarakat supaya tidak terjebak oleh globalisasi ini.

S. A. Deliabilda
Q Smart - GSM

0 komentar: