RSS
Guru, Meniupkan Ruh Nabi dan Melandasi Kehidupan

25 November. Perpaduan angka Sang Maha Karya yang luar biasa. Dua puluh lima berarti jumlah para nabi dan rasul yang wajib diketahui oleh umat-Nya. Sedang November yang merupakan bulan ke sebelas adalah sebuah angka yang berdiri sendiri dengan jika diimajinasikan merupakan sepasang kaki yang notabene sebagai penopang tubuh pada makhluk hidup.

Sedang 25 November dalam kacamata masyarakat Indonesia adalah hari yang bersejarah bagi para penyebar risalah, sang guru.

Bercerita tentang guru, aku jadi teringat tentang pemikiranku yang agak muluk juga. Aku adalah anak sulung dari Bapak dan Ibu yang memiliki profesi sama. Mengajar.

Sejak kecil, aku sering ikut masuk ke kelas yang mereka ajar. Di tengah mengajar, beliau masih harus mencabangkan pikirannya dengan kehadiranku.

Sebelum menginjak dunia pembelajaran formal, bagiku guru adalah orang terkaya sedunia. Aku melihat sorot ketulusan kedua orang tuaku saat mengabulkan apa yang aku inginkan. Kasih cinta yang begitu mendalam dari orang tua kepada anaknya.

Aku baru sadar kini. Semakin matang pemikiranku, semakin jelas pula siapa sosok guru yang sesungguhnya dalam kehidupanku. Seorang yang sederhana, sangat menjaga tingkah dan laku, serta berusaha untuk menjadi perfect. Itu karena aku sering melihat guru tak hanya harus berkecimpung saat di kelas dengan siswanya, tetapi juga dengan lingkungan sekitar.

Beberapa kali aku melihat orangtuaku yang menghela nafas sesaat setelah selesai mengajar atau tersenyum haru menceritakan kabar baik dari siswanya. Menghela nafas seraya mengerutkan kening. Sepertinya ada suatu tindakan siswa yang membuatnya harus berpikir lebih lagi di samping mengajar dan menjadi sosok orang tua di keluarga.

Karakter seorang guru sangat kental pada diri Bapakku. Beliau sosok yang tegas, galak, disegani, namun lembut dan penuh kasih sayang. Semakin aku tumbuh dan bertambah usia, aku semakin mengerti bahwa tindakan positif guru yang sangat peduli akan moral dan pendidikan bagi siswanya belum tentu mendapat respon yang utuh. Memang benar, tak lebih dari 20% siswa yang benar-benar mengerti hikayat seorang guru sesungguhnya.

Pernah suatu hari aku bertemu dengan kakak kelasku yang diajar oleh Bapak. Secara blak-blakan mereka menyebutkan sisi negatif Bapak dan diselingi dengan tawa. Saat itu aku ingin berontak. Aku tak rela orang tua yang sedari kecil menyapih dan membimbingku harus dicela.

Tapi aku malah terpaku, diam, benar-benar tak bisa berkutik. Memang, pada awalnya aku tak peduli dengan apa yang mereka katakan. Tapi, hal itu sering kali terjadi. Tapi, sebagai anak kecil yang belum sanggup menjadi konsultan (menampung keluhan) dan menyelesaikan masalah yang sesungguhnya tak ada kaitannya denganku, aku malah menjadi diam.

Mungkin hal itulah yang membuatku menjadi lebih enggan untuk menjadi guru. Pengorbanan seorang guru kadang dipandang sebelah mata. Itulah yang membuatku belum terlalu siap jika menjadi seorang guru.

Sejak kecil, aku memang tak terlalu bermimpi menjadi seorang guru yang benar-benar terjun di hadapan pelajarnya. Aku masih takut dan enggan untuk bisa melawan dan menahan diri untuk memberikan replika keteladanan yang bisa diandalkam.

Oleh karena itu, aku mengubah cara pandangku tentang guru. Kini, di mataku, guru tak hanya selalu menjadi seorang yang berdiri di depan kelas dengan tangan yang belepotan oleh kapur atau seorang yang begitu cerewet kalau tugas tak dikerjakan. Guru adalah seorang yang bisa mengubah seseorang menjadi lebih baik, bertambah pengetahuannya, dan mulia akhlaknya.

Saat aku menjadi guru, visi utamaku harus selaras dengan filosofi dari tanggal 25 November. Mencontoh sifat kedua puluh lima Nabi dan Rasul Allah sehingga bisa mencetak generasi muda yang mampu membangun negara dengan kaki sendiri, mendapat pengetahuan penuh, dan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap sekelilingnya. Dengan kata lain, bisa mencetak pelajar yang ’wajib’, yang kehadirannya dinantikan, ketidakhadirannya disayangkan. Itu sudah cukup bagiku.

Mengumpulkan anak jalanan yang putus sekolah adalah hal pertama yang harus aku lakukan untuk menyampaikan risalah dan menebar ilmu. Aku bercita menjadi pustakawan dan memilikinya di rumah bawah tanah. Di sana akan aku ajak anak-anak jalanan dan anak kurang mampu untuk belajar di sana. Untuk itu aku akan mengambil konsep home schooling.
Selama bergabung dengan dunia anak jalanan, saat itu pula aku akan mengabdi di panti asuhan.
Menjadi orang tua bagi mereka adalah harapan besar bagiku.
Jika aku mempunyai finansial yang berlebih, aku akan mencoba membangun sebuah yayasan bagi orang yang kurang mampu, memperbanyak buku di perpustakaan impian, dan memberikan beasiswa bagi anakku yang mempunyai kemampuan yang lebih menonjol dan tekad kuat untuk maju. setelah itu, aku akan mencoba menjaring relasi dengan berbagai perusahaan dan instansi pendidikan dan sosial. Aku ingin benar-benar membuktikan ke dunia luar bahwa di Indonesia memang banyak generasi muda yang unggul dan bertalenta.

Memang, apa yang aku citakan sangat sederhana dan lebih banyak orang yang mempunyai mimpi lebih besar dan tinggi dariku. Mereka lebih mempunyai asa dan cita yang luhur untuk mengubah rona pendidikan. Namun, dengan segenap asa yang tertoreh di hati sanubari, dengan target yang telah terprogram apik, aku akan berusaha untuk menjadi pengajar yang mengerti anakku dan segala moral kurang berkenan terhadap guru yang telah dideskripsikan di bagian awal tulisan ini bisa menjadi bekal agar semakin tercipta pendidikan yang lebih kondusif.

Guru, sang bintang yang tak luput menaungi bumi. Penyimpan ruh-ruh Nabi dan Rasulullah, serta tiang yang kokoh mengalasi hamparan asa. Untukmu, cinta kasih tulus yang tak terkira, meski tak mampu melunasi pengorbananmu. Dan aku mulai siap untuk menjadi guru bangsa!

S. A. Deliabilda/ XI Exact 2
SMA Al Muttaqin

2 komentar:

INTERNET IS CHANGE mengatakan...

wah......
selain background blog yang bagus, postingannya keren juga.


saya bangga dengan goresan-goresan kata yang kamu cantumkan dalam blog yang kamu buat.


salam kenal.
gw tedi setiadi.
dari al-musaddadiyah garut.
be succes yach.

H45 mengatakan...

Terima kasih guru........ cahaya hatiku.......untuk pengorbananmu.......... (terima kasih guru_saujana)

jalan2 ke blogku, www.penaikhwan.blogspot.com