.jpg)
Andrie Wongso,
Success Is My Right!
Masalah degradasi moral dan miskin mental kini masih menjadi bulan-bulanan bangsa Indonesia. Kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, tindak asusila, telah menjadi pemandangan yang tak tabu lagi. Namun, bagi sebagian ketidakanehan tersebut malah semakin menurunkan semangat juang untuk bisa meraih sukses. ”Ah, pasrah saja. Toh Tuhan juga telah menentukan jalan hidup kita.” Sekira itulah kalimat insan yang pesimis kenyataan.
Success Is My Right!
Masalah degradasi moral dan miskin mental kini masih menjadi bulan-bulanan bangsa Indonesia. Kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, tindak asusila, telah menjadi pemandangan yang tak tabu lagi. Namun, bagi sebagian ketidakanehan tersebut malah semakin menurunkan semangat juang untuk bisa meraih sukses. ”Ah, pasrah saja. Toh Tuhan juga telah menentukan jalan hidup kita.” Sekira itulah kalimat insan yang pesimis kenyataan.
Berbeda dengan sosok Andrie Wongso. Ditemui setelah memberi pencerahan terhadap sekira 1500 orang pengguna Telkomsel di Asia Plaza, Kamis, 24 Juli lalu, dengan lugas bercerita tentang perjuangan hidupnya.
Motivator nomor satu di Indonesia ini tak gentar melawan getir. Sketsa kehidupannya yang penuh dengan gejolak bathin telah menciptakan mental pejuang dan pekerja keras. Sesuai dengan filosofi hidupnya saat merintis titian kehidupan, berjuang.
Lahir di Malang, 1959 dari keluarga Tionghoa. Meski keluarga yang sangat sederhana, namun masing-masing pribadinya memiliki mental yang tak ada salahnya untuk ditiru.
Setiap hari bersama kedua kakaknya mempelajari bahasa Mandarin, dibimbing oleh sang ayah.
Menginjak masa kanak-kanak, Mas Andrie masuk ke sebuah sekolah dasar. Ibunya berjualan makanan ringan di sekolahnya. Sayang, pendidikan yang dikecapnya tak sampai tamat. Makanya, beliau memberi nama sendiri Andrie Wongso SDTT (Sekolah Dasar Tidak Tamat).
Dengan keyakinan untuk mengubah kehidupannya, di usia 22 tahun beliau melancong ke Jakarta, menyusul kakak pertamanya. Selama dua bulan pertama dijalani sebagai sales sabun. Karena pada saat itu sedang musim film Hongkong dan Korea, terbersit keinginan untuk menjadi aktor Hongkong. Mas Andrie yang sebelumnya dibekali kemampuan kungfu mencoba mengirim biodatanya ke Korea. Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Ia langsung terpilih menjadi aktor. Sayang, satu bulan kemudian ada surat dari Hongkong. ”Mohon maaf, karena cuaca di Taiwan sedang buruk, maka kami mengundur pembuatan film tersebut selama waktu yang tidak ditentukan.” Kiranya seperti itu inti surat yang dikirim untuknya.
Terang saja ia ketar ketir. Semenjak terpilih menjadi aktor, ia langsung mengumumkan kepada muridnya untuk tidak perlu membayar iuran. Untuk beberapa waktu Mas Andrie menjadi pengangkat barang di pasar, yang upahnya saja ak seberapa.
Akhirnya, sekira tiga bulan kemudian ia terbang ke Taiwan untuk pertama kali. Baginya, menjadi aktor tidaklah gampang. Banyak kepura-puraan. Untuk scene selama sepuluh menit saja memakan waktu sampai tiga jam.
Beberapa tahun kemudian, Mas Andrie kembali lagi ke tanah air. Ia mulai terkenal. Banyak yang memintanya untuk menjadi model. Sehari saja bisa sampai dua puluh kali potret.
Suatu saat, ia masuk ke WC kostnya. Di dinding, ia membaca sebuah kalimat yang pernah ia tulis di buku. Terlintas di benaknya, “Ternyata orang lain memerlukan motivasi itu.” Oleh karena itu, ia mulai mengumpulkan dan mengkreasi kata-kata motivasinya. Tahun 1985 mulai merintis Harvest, memproduksi banyak kata-kata motivasi. Berpuluh kali ditolak perusahaan. Meskipun terkadang semangatnya naik turun, tetapi tak pernah sampai pudar.
Kata-kata motivasi dalam Harvest itulah yang telah mengantarkan menuju kesuksesan dan membelokkan rute hidupnya.
Namun, ada sebuah keinginan yang masih menjadi ketidakastian. Ia bermimpi semua rakyat Indonesia bisa merasakan sukses. Sukses bukanlah hal yang tabu. Because success is my right!
Oleh karena itu, untuk mendorong motivasi bangsa Indonesia, sejak 2005 Mas Andrie meluncurkan buku motivasi. Hingga saat ini telah dibuat sebanyak empat buku dan keempatnya merupakan best seller.
Membaca kondisi Indonesia yang masih lemah dan miskin mental, ia telah mengajukan diadakannya hari motivesi nasional di mana semua orang berhak mendapatkan motivasi tersebut. Pernah juga terbersit agenda bulanan menuju sukses. Misalnya untuk Januari bulan disiplin, Februari bulan kerja keras, dan seterusnya. Jika program ini berjalan dengan baik, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menjadi negara yang semakin diakui keberadaannya.
Mungkin ada yang bertanya, sejauhmana parameter sukses tersebut? Seseorang bisa dikatakan sukses apabila menghadirkan aura berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Sesederhana apapun yang kita lakukan, jika nyeleneh orang lain pun akan melirik.
Sebagai pelajar yang sedang mempersiapkan diri untuk berbakti kepada negeri, segala sesuatunya harus dilandasi dengan tanggung jawab dan didasari dengan kesadaran. Sejak saat ini pemuda harapan bangsa harus dipupuk rasa nasionalismenya. Apalagi Indonesia sedang krisis figur teladan.
Kesuksesan tidak ada yang setenang air kolam. Sukses butuh komitmen, kerja keras, dan keuletan. Integritas, yakin, penuh percaya diri, menyukai tantangan, dan mau belajar akan menyembuhkan mental yang lemah. Sekalipun telah sukses, jika melupakan hal yang sangat penting ini, apapun yang telah diperjuangkan akan terasa hambar. ”Kita tetap harus memiliki spirit dan kekuatan doa.” ujar pemilik gelar SDTTTBS, SSI (Sekolah Dasar Tidak Tamat Tapi Bisa Sukses, Sampai Saat Ini).
Ada sebuah filosofi Mas Andrie yang harus direnungi, ”Jika lunak terhadap diri sendiri, hidup akan terasa keras. Sedang jika keras terhadap diri sendiri, hidup akan lebih lunak”.
Delia dkk
Q Smart
0 komentar:
Posting Komentar