
Di Mana Jiwa Nasionalisme Kita??
Kita semua terlahir dari masa lalu. Banyak peran masa lalu untuk zaman kini. Banyak pula peninggalan yang berupa tradisi, budaya, benda-benda bersejarah, ataupun keunikan-keunikan lain yang langka atau bahkan tak bisa ditemui di tempat manapun. Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan peninggalan sejarah. Baik dari segi budaya, nyanyian atau lagu daerah, maupun benda-benda peninggalan sejarah lain, seperti candi, arca, keramik, keris, maupun benda-benda lain yang memiliki citra sejarah tinggi.
Kita semua terlahir dari masa lalu. Banyak peran masa lalu untuk zaman kini. Banyak pula peninggalan yang berupa tradisi, budaya, benda-benda bersejarah, ataupun keunikan-keunikan lain yang langka atau bahkan tak bisa ditemui di tempat manapun. Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan peninggalan sejarah. Baik dari segi budaya, nyanyian atau lagu daerah, maupun benda-benda peninggalan sejarah lain, seperti candi, arca, keramik, keris, maupun benda-benda lain yang memiliki citra sejarah tinggi.
Secara turun menurun ‘buah tangan’ sejarah itu diwariskan. Beberapa di antaranya masih abadi tersimpan di museum-museum dan dijadikan sebagai salah satu alternative untuk berwisata. Namun, budaya yang dilestarikan lewat lisan, keaslian dan keabsahannya mulai diragukan. Hal ini diakibatkan dari ketidakadaannya bukti secara tertulis.
Tak heran kalau beberapa waktu ke belakang, Indonesia dikagetkan dengan pernyataan Malaysia yang mengaku bahwa lagu "Rasa Sayange" merupakan lagu milik Malaysia. Padahal sedari dulu kita tahu bahwa lagu tersebut merupakan lagu daerah kepulauan Maluku. Bahkan, dijadikan sebagai salah satu icon pariwisata di sana.
Belum lagi selesai masalah hak milik lau daerah tersebut, di Indonesia sendiri sepekan terakhir ini, santer terdengar bahwa beberapa benda bersejarah kita telah dipalsukan dan yang asli dijual. Berita yang mencuat, yakni lima arca kuno, terdiri dari Agastya, Siwa Mahadewa, Mahakala, dan dua arca Durga Mahesa Sura Madini yang berada di museum Radya Pustaka, Solo adalah palsu, entah bagaimana kejadiannya, diperkirakan arca yang berada di kediaman Bapak Hashim Djojohadikusumo, anak bungsu dari almarhum Begawan Ekonomi Prof Dr Soemitro Djojohadikusumo, merupakan arca yang asli. Arca-arca tersebut dijual dengan harga yang relatif, yaitu berkisar antara Rp 50 juta – 200 juta.
Dan ternyata, selain dipalsukan, di beberapa museum daerah lain bahkan raib entah ke mana!
Nahas dan memilukan.
Nahas dan memilukan.
Daging kekayaan negara ‘dimakan’ oleh gigitan bangsa sendiri. Entah dilebur menggunakan apa jiwa nasionalisme kita. Mungkinkah dengan materi yang sebenarnya tak sebanding dengan apa yang telah dilepaskan?
Kita tidak perlu mempermasalahkan siapa yang salah dan siapa yang benar karena ini adalah tanggung jawab kita bersama. Tanggung jawab karena sikap kita yang masih tidak peduli dan tidak menghargai sejarah!
Situasi ekonomi yang memburuk, persaingan antar individu maupun kelompok, tidak adanya keseimbangan hidup, dan terbukanya kesempatan luas sepertinya menjadi sebuah keterkaitan yang berujung dengan tindakan yang menyimpang di atas. Jika pemalsuan benda-benda bernilai histories ini terus terjadi, 10-20 tahun ke depan mungkin Indonesia menjadi sarang penjualan barang antik ilegal dan pencipta barang antic palsu! Terbayangkah?
Hal ini tentunya tidak ingin terjadi. Kita sebagai pelajar dan generasi penerus bangsa yang mencintai tanah air seyogyanya untuk menanam dan memupuk kesetiaan serta menciptakan sebuah rasa memiliki tanah air. Memang sederhana. Namun khasiatnya mujarab dan menjadi penyembuh paling paten bagi penyakit yang kini mulai mengakar di sendi-sendi seluruh elemen masyarakat.
Sejak sekarang, mulailah menghargai apa yang kita miliki. Jangan mudah terkontaminasi dengan budaya yang lain. Budaya kita memiliki karakteristik yang khas lagi unik. Jika kita tidak memiliki rasa cinta akan peninggalan nenek moyang, apa jadinya Indonesia ‘angkatan’ kita?! Camkan!
S. A. Deliabilda / X 2
Q_Smart SMA Al Muttaqin
adel_20august@yahoo.co.id
Q_Smart SMA Al Muttaqin
adel_20august@yahoo.co.id
0 komentar:
Posting Komentar