Mengejar Impian
Masa depan adalah sebuah abstraktif yang masih menjadi tanda tanya besar yang hanya bisa dijawab oleh sang waktu. Namun, keabstrakan tersebut bisa kita raba sedari dini. Sejauh-jauhnya masa depan, tetap harus dipersiapkan dan disiasati dari sekarang. Pendidikan menjadi salah satu tolak ukur utama bagi nilai-nilai vokasi, intelligent, dan emosional seseorang. Gagal memilih pendidikan bearti merencanakan kegagalan masa depan!
Perguruan tinggi adalah gerbong terakhir yang akan menentukan arah hidup kita. Untuk bekal dan investasi agar tidak salah jalur, pengenalan dan persiapannya pun harus matang benar. Maka, untuk mengarahkan minat, bakat, serta potensi siswa sejak kini, dalam tiga hari kemarin, terhitung dari Selasa, 20 Januari hingga Jumat, 23 Januari.
Dengan nama program study ilmiah, acara tahunan di tahun 2009 ini memilih daerah barat untuk dijelajahi dan diubek. Mulai dari Bandung, Jakarta, hingga ke Bogor.
Hari pertama terpusat di Bandung. Di hari ini pula, jadwal kunjungan kami begitu padat. Dikarenakan kami berangkat pada pukul 02.14, alias sebelum subuh, maka tujuan pertama kami adalah Mesjid Al Mahdiyin yang berada dipertengahan Tasikmalaya-Bandung.
Tempatnya yang luas dan campernik menjadikan mesjid ini sering dikunjungi sekedar untuk meregangkan badan sebelum melanjutkan perjalanan. Tak hanya dari kalangan masyarakat biasa, pemerintah daerah, menteri, hingga presiden pun sudah pernah menginjakkan kakinya di mesjid ini.
Kebetulan, hari terakhir dalam kunjungannya ke Tasikmalaya di bulan September tahun lalu, adalah Jumat. Selaku umat muslim yang taat, beliau bersama rengrengannya harus tetap menjalankan perintah-Nya sekalipun jadwal keseharian begitu padat.
Karena ditargetkan sore harinya harus sudah sampai lagi di Jakarta, maka untuk pelaksanaan shalat Jumat beliau laksanakan di mesjid Al Mahdiyin. Para menteri yang terlihat hadir pada saat itu adalah Menteri Pertanian, Bapak Anton, Menteri Kesehatan, Ibu Siti Fadillah, dan beberapa menteri lainnya. Bahkan gubernur Jawa Barat, Bapak Ahmad Heryawan juga hadir dalam kesempatan kali itu. Sebagian besar dari kami ingin menapaki jejak para petinggi negara Indonesia tercinta ini. Mungkin atas dasar itu pulalah kami beristirahat sejenak, shalat subuh, mandi, hingga sarapan di sana.
Sekira pukul 07.03, kami sudah bergegas lagi masuk ke bis masing-masing dan perjalanan dilanjutkan menuju kampus para abdi negara, IPDN, setelah sebelumnya ada pengarahan terlebih dahulu dari panitia.
Jarak yang ditempuh menuju kampus IPDN tidak terlalu memakan waktu, sehingga sebelum pukul delapanpun kami sudah sampai di salah satu sekolah tinggi milik pemerintah ini. Sayang, saat itu kami belum boleh masuk. Katanya, para mahasiswanya masih melaksanakan apel pagi.
Daripada kami hanya menopang dagu tak jelas, oleh karena itu kampus UNPAD Jatinangor yang berdekatan dengan IPDN kami tuju terlebih dahulu. Tak lebih dari 35 menit kami kelilingi salah satu kampus favorit ini.
( to be continue… =P )
0 komentar:
Posting Komentar