Menghadapi Pembagian Empat Rapor,
Siswa SMA Al Muttaqin Harus Mengikuti Sidang Disiplin dan Membuat Portofolio
Siswa SMA Al Muttaqin Harus Mengikuti Sidang Disiplin dan Membuat Portofolio
Seperti semester genap tahun pelajaran kemarin, semester ini pun siswa SMA Al Muttaqin akan mendapat empat rapor yang terdiri dari rapor dinas, rapor mulok, rapor komparatif, dan rapor pengembangan diri.
Untuk rapor pengembangan diri ini, salah satu penilaiannya berupa angket kepribadian, sidang disiplin, dan portofolio. Memang hampir sama dengan tahun kemarin. Namun, ada beberapa perombakan di beberapa aspek.
Angket Kepribadian dan Sidang Disiplin
Untuk menggali kompetensi, mengukur tingkat kedewasaan, mengetahui kemandirian, serta mengetes kejujuran siswa, divisi kedisiplinan bersama Wakasek Kesiswaan dan guru BK (Bimbingan Konseling) SMA Al Muttaqin menyebarkan angket kepribadian yang harus diisi oleh siswa dan melaksanakan sidang disiplin.
Angket yang diberikan kepada seluruh siswa ini merupakan gambaran kasar dari portofolio yang akan dibuat dan salah satu bahan sidang disiplin. Banyak aspek yang ditanyakan kepada siswa dalam angket ini.
Mulai dari motivasi belajar, peraturan yang perlu dirombak, kesesuaian dan kenyamanan belajar, hingga menilai diri sendiri dengan berbagai pertanyaan tentang sikap dan perbuatan yang pernah kita lakukan selama satu semester ke belakang ini. Bagaimana sikap di kelas, kedisiplinan, bahkan hal-hal yang bersifat pribadi, seperti pacaran dan boncengan dengan lawan jenis pun ditanyakan.
Sebelum sidang disiplin dilaksanakan, angket kepribadian harus sudah dikumpulkan di guru BP. Beruntung seluruh siswa menaati aturan yang ditetapkan sehingga mempelancarkan jalannya sidang.
Sidang disiplin ini dilaksanakan setelah ujian praktik berlangsung, yakni dari Senin-Jumat, 1-6 Desember kemarin. Dan agar tidak bentrok antar kelas, terlebih dahulu panitia menentukan jadwal sidang.
Jika persidangan di pengadilan biasanya tertutup bagi wartawan, sidang kali ini tertutup dari siswa maupun guru. Yang akan mengetahui hanya Wakasek Kesiswaan, Guru BK, Wali Kelas, dan orang tua. Orang tua pun nanti manakala pembagian rapor.
Entah suasana yang membuat aura ketegangan atau rasa bersalah yang telah dilakukan selama satu semester ke belakang, apakah mungkin ada alasan lain yang lebih tepat lagi jitu. Yang jelas, saat masuk ke ruang sidang, sikap tim penilai (guru-red) lebih berwibawa, tegas, dan cukup jaga jarak dengan siswa.
Mungkin saat itu, secara tidak langsung kami dilatih untuk mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan lingkungan. Sehingga bisa menempatkan diri dalam situasi bagaimana pun. Memang, biasanya keakraban dan rasa bersahabat antara guru dan siswa sangat kental di SMA Al Muttaqin.
Dalam satu kali sidang, rata-rata tujuh hingga empat belas orang yang dipanggil untuk disidang. Pada awal masuk ruangan, kami langsung disuguhi dengan secarik kertas untuk diisi sesuai dengan penilaian terhadap diri sendiri. Selama lima menit kami disuruh untuk mendata berbagai kekurangan dan kelemahan diri kami sendiri.
Setelah itu, kertas dikumpulkan dan satu persatu dari kami diberi sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang kami tulis. Luar biasa! Kami seperti terdakwa saja. Tim penilai begitu spesifik memberi pertanyaan. Sebagian besar dari kami cukup kaget mnghadapi sidang disiplin. Bukan karena suasananya yang menyeramkan, Suasananya tetap hangat dan bersahabat. Jauh berbeda dengan apa yang telah dipikirkan sebelumnya. Memang, dibalik sidang ini sebenarnya tersimpan banyak motivasi dan harapan besar sekolah terhadap siswa dalam belajar dan mengejar cita. Bukan ajang untuk menakuti siswa.
Seperti contoh, di SMA Al Muttaqin budaya remedial memang dianggap indah. Apalagi sudah terbukti hingga angkatan ketiga bahwa toh meskipun di SMA Al Muttaqin sering diremidial, ternyata bisa masuk PTN yang unggul di Indonesia, seperti UGM, UNDIP, atau UNPAD. Dan di PTN-nya pun mereka bisa mengungguli beberapa teman dari sekolah lain.
Namun, menghadapi tantangan global yang lebih kompleks dan persaingan yang lebih luas, perlu mengubah beberapa scenario. Paradigma berpikir pelajar harus diubah dari “remedial itu indah” menjadi “remedial itu harus dijajah”.
Mengapa hal ini dilandingkan? Karena memang ada sebuah alasan yang menyebabkan hal ini terjadi. Terutama di kelas XI yang baru menentukan jurusan. “Berdasarkan penelitian, anak exact justru diremedial pelajaran exactnya. Padahal, di sini justru harus membuktikan bahwa anak exact itu benar-benar exact. Sedangkan anak social yang notabene harus jago menulis, justru daya menulis dan tangkap terhadap lingkungannya masih lemah. Ini kan unik.” Terang Wakasek Kesiswaan SMA Al Muttaqin, Bapak In In Kadarsolihin, S.S.
Namun, beliau juga meluruskan kembali bahwa bukan berarti siswa exact maupun social salah jurusan. Mumpung masih dalam masa adaptasi, hakikat sebagai anak social maupun exactnya harus dikeluarkan di dalam jati dirinya.
Sayangnya, kami tidak diizinkan untuk memotret selama sidang berlangsung.
Portofolio
Seperti semester kemarin, semester ini pun setiap siswa harus membuat portofolio. Namun, bukan generasi Indonesia jika tidak ada inovasi baru. Belajar dari hasil portofolio semester kemarin, untuk yang sekarang ini lebih menitikberatkan pada perlu adanya bukti terhadap skill yang kita miliki. Misalnya dalam bidang kebahasaan bagi yang merasa sudah memiliki grammar dan vocabulary dalam bahasa Inggris lebih dari 350 harus menulis sebanyak-banyaknya 3 paragraf. Begitu pula dalam bahasa Arab. Yang lebih dari 100 harus menulis tentang profil diri.
Untuk menyelesaikan portofolio ini, siswa hanya diberi jangka waktu satu minggu, yakni dari Sabtu-Minggu, 6-14 Desember, karena pada tanggal 15 Desember merupakan tenggang waktu terakhir pengumpulan.
Ada delapan aspek yang harus diisi oleh setiap siswa. Delapan aspek ini terdiri dari akhlakul karimah, perencanaan studi, budaya akademik, budaya nonakademik, kepemimpinan dan keorganisasian, kebahasaan, wawasan keagamaan, dan potensi akademik. Tentu saja jika memang merasa memiliki potensi di masing-masing aspek tersebut harus dilampirkan alat buktinya.
“Jika siswa sungguh-sungguh dalam mengerjakan portofolio ini akan memakan waktu minimal selama 4 jam. Namun jika siswa tidak serius, 5 menit saja sudah selesai.” Ujar Pak In In saat bintek (bimbingan teknis) rapor pengembangan diri, Sabtu, 6 Desember di auditorium SMA Al Muttaqin.
S. A. Deliabilda / GSM-Q Smart
SMA Al Muttaqin
0 komentar:
Posting Komentar