RSS
Demi Ujian,
Berjuang Melalui Kartu Monev hingga Sidang Disiplin

Memang, sama dengan di sekolah lain pada umumnya, di SMA Al Muttaqin untuk mendapatkan rapor semester harus menempuh ujian praktik dan ujian tulis. Namun, sebagai suplemen diri dan bekal masa depan, ada beberapa tambahan lain.

Salah satu suplemen yang sangat mempengaruhi boleh tidaknya mengikuti ujian semester dan membantu di rapor kepribadian siswa adalah kartu monev (Monitoring dan Evaluasi). Bagi siswa yang ingin mendapat nilai kartu Monev lebih besar harus selalu menghadiri program-program yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Seperti Pengembangan Diri Khusus(PDK), Unit Aktivitas Siswa (UAS), ekstra kurikuler, mentoring bahasa, mentoring agama, Klinik Pembelajaran Khusus (KPK), hingga mabit.

Kartu monev ini berfungsi selama satu bulan ke belakang atau selama bulan November kemarin. System penilaiannya juga mempunyai nilai standar ketuntasan, yakni 70. Namun, masih terdapat beberapa siswa yang belum lulus sehingga harus melakukan sidang disiplin sebanyak dua kali.

Angket Kepribadian dan Sidang Disiplin

Untuk meniai kemampuan dan kompetensi seseorang tidak hanya dengan mengandalkan fisik dan secara kasat mata atau melihat nilai hasil ujian. Namun, perlu ada penilaian tentang kepribadian secara khusus dan rutin untuk mengetahuinya. Hal ini disebabkan oleh kepribadian, semangat, motivasi, dan mimpi seseorang tidak selamanya stabil. Kadang progress, dan tidak jarang regress.

Oleh karena itu, untuk menggali kompetensi, mengukur tingkat kedewasaan, mengetahui kemandirian, serta mengetes kejujuran siswa, divisi kedisiplinan bersama Wakasek Kesiswaan dan guru BK (Bimbingan Konseling) SMA Al Muttaqin menyebarkan angket kepribadian yang harus diisi oleh siswa dan melaksanakan sidang disiplin.

Angket kepribadian ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk memancing keterbukaan siswa. Mulai dari bagaimana cara belajar sehari-hari, hubungan dengan teman, guru, hingga bagaimana menyikapi mata pelajaran,

Angket ini digunakan sebagai gambaran kasar kepribadian siswa. Karena setelah itu, diadakan sidang kedisiplinan siswa yang digilir sesuai jadwal dan telah dilaksanakan selama lima hari dari Senin-Jumat, 1-5 Desember kemarin. Sedangkan, siswa yang mendapat nilai kartu monev di bawah standar ketuntasan di sidang pada Jumat-Sabtu, 5-6 Desember.

Meski sidang sudah menjadi agenda semesteran di SMA Al Muttaqin, tetap saja beberapa siswa merasa cemas, khawatir, dan takut. Terutama kelas X yang semester ini merupakan kali pertamanya mengalami sidang disiplin.

Karena di hari yang sama juga dilaksanakan ujian praktik, maka sidang disiplin dilaksanakan pada siang hari setelah ujian praktik selesai. Untungnya ujian praktik tidak terlalu memakan waktu. Sebagian besar pelajaran tidak lebih dari pukul 12.00 WIB.

Jika persidangan di pengadilan biasanya tertutup bagi wartawan, sidang kali ini tertutup dari siswa maupun guru. Yang akan mengetahui hanya Wakasek Kesiswaan, Guru BK, Wali Kelas, dan orang tua. Orang tua pun nanti manakala pembagian rapor.

Entah suasana yang membuat aura ketegangan atau rasa bersalah yang telah dilakukan selama satu semester ke belakang, apakah mungkin ada alasan lain yang lebih tepat lagi jitu. Yang jelas, saat masuk ke ruang sidang, sikap tim penilai (guru-red) lebih berwibawa, tegas, dan cukup jaga jarak dengan siswa. Mungkin saat itu, secara tidak langsung kami dilatih untuk mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan lingkungan. Sehingga bisa menempatkan diri dalam situasi bagaimana pun. Memang, biasanya keakraban dan rasa bersahabat antara guru dan siswa sangat kental di SMA Al Muttaqin.

Dalam satu kali sidang, rata-rata tujuh hingga empat belas orang yang dipanggil untuk disidang. Pada awal masuk ruangan, kami langsung disuguhi dengan secarik kertas untuk diisi sesuai dengan penilaian terhadap diri sendiri. Selama lima menit kami disuruh untuk mendata berbagai kekurangan dan kelemahan diri kami sendiri.

Setelah itu, kertas dikumpulkan dan satu persatu dari kami diberi sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang kami tulis. Luar biasa! Kami seperti terdakwa saja. Tim penilai begitu spesifik memberi pertanyaan. Sebagian besar dari kami cukup kaget mnghadapi sidang disiplin. Bukan karena suasananya yang menyeramkan, Suasananya tetap hangat dan bersahabat. Jauh berbeda dengan apa yang telah dipikirkan sebelumnya. Memang, dibalik sidang ini sebenarnya tersimpan banyak motivasi dan harapan besar sekolah terhadap siswa dalam belajar dan mengejar cita. Bukan ajang untuk menakuti siswa.

Seperti contoh, di SMA Al Muttaqin budaya remedial memang dianggap indah. Apalagi sudah terbukti hingga angkatan ketiga bahwa toh meskipun di SMA Al Muttaqin sering diremidial, ternyata bisa masuk PTN yang unggul di Indonesia, seperti UGM, UNDIP, atau UNPAD. Dan di PTN-nya pun mereka bisa mengungguli beberapa teman dari sekolah lain.

Namun, menghadapi tantangan global yang lebih kompleks dan persaingan yang lebih luas, perlu mengubah beberapa scenario. Paradigma berpikir pelajar harus diubah dari “remedial itu indah” menjadi “remedial itu harus dijajah”.

Mengapa hal ini dilandingkan? Karena memang ada sebuah alasan yang menyebabkan hal ini terjadi. Terutama di kelas XI yang baru menentukan jurusan. “Berdasarkan penelitian, anak exact justru diremedial pelajaran exactnya. Padahal, di sini justru harus membuktikan bahwa anak exact itu benar-benar exact. Sedangkan anak social yang notabene harus jago menulis, justru daya menulis dan tangkap terhadap lingkungannya masih lemah. Ini kan unik.” Terang Wakasek Kesiswaan SMA Al Muttaqin, Bapak In In Kadarsolihin, S.S.

Namun, beliau juga meluruskan kembali bahwa bukan berarti siswa exact maupun social salah jurusan. Mumpung masih dalam masa adaptasi, hakikat sebagai anak social maupun exactnya harus dikeluarkan di dalam jati dirinya.

Sayangnya, kami tidak diizinkan untuk memotret selama sidang berlangsung.

***

Semoga saja, sidang disiplin ini memberi pengaruh yang besar bagi perubahan paradigma dan cara berpikir. Minimal untuk semester ini ada peningkatan semangat belajar dan menghasilkan nilai rapor yang lebih baik. baik itu rapor akademik maupun rapor kepribadian. Ingat, belajar dan bekerjakeraslah seperti akan hidup seratus tahun lagi dan jangan lupakan beribadah seperti akan mati satu detik kemudian.

Be Success, No Remedial!

S. A. Deliabilda / GSM-Q Smart
SMA Al Muttaqin

0 komentar: