RSS

mading


Mading
Berdebar hati dengan perasaan cemas. Sebagai lomba terbaru dan sangat jarang diselenggarakan oleh instansi manapun, ini memberikan aura yang berbeda bagi panitia divisi madding.
Sejak surat dibagikan ke sekolah di berbagai tempat, peserta mulai bermunculan untuk mendaftar. Sebuah spirit yang memberi semangat untuk kerja lebih baik lagi. Jumlah pendaftar tercatat sebanyak 32 peserta dari SMP dan SMA atau sederajat dari wilayah Banjar, Ciamis, dan Tasikmalaya. Dari 32 peserta ini akan dipilih 4 juara yang terdiri dari juara umum, juara tingkat SMA, juaran tingkat SMP, dan juara favorit.
Di laksanakan pada hari Sabtu-Minggu, 10-11 November di Mayasari Plaza lantai 4 (Ballroom). Selain mendesain madding, peserta juga diajak untuk mencicipi rasanya membuat naskah hasil wawancara dan atau liputan langsung dan mengembangkan naskah yang telah dibuat out line-nya.
Dengan durasi waktu 3 jam 30 menit, peserta mampu membuat naskah dan mendesain madding dengan sempurna. Naskah terdiri dari 2 macam, yakni naskah khusus dan naskah wajib. Naskah khusus merupakan naskah yang dibuat oleh peserta sesuai dengan tema yang telah mereka sendiri. Sedangkan naskah wajib merupakan naskah yang temanya telah ditentukan oleh panitia. Naskah wajib ni terdiri dari dari 3 jenis naskah. Ada salam redaksi, naskah berupa hunting news, dan naskah bebas yang temanya “Hari Guru” untuk peserta SMP dan sederajat, dan tema “UN 6 Pelajaran, Are You Ready?” untuk tingkat SMA dan sederajat.
Selama proses pembuatan, terlihat peserta yang tekun menggambar berbagai karikatur, mendesain madding, mengetik naskah, dan mencari narasumber untuk menyelesaikan naskah. Ada juga peserta sengaja mencari inspirasi lewat keramaian di Mayasari Plaza .
Ada sesuatu yang membanggakan. Hampir seluruh peserta, baik SMP maupun SMA atau sederajat menggunakan media laptop dan camera digital untuk kesempurnaan pembuatan madding. Hal ini membuktikan kalau pelajar sekarang sudah mahir menggunakan teknologi canggih saat ini. Namun jangan salah, peserta yang tidak membawa alat penunjang berupa alat teknologi, hasilnya tidak kalah bagus dan menarik dengan peserta yang membawa alat canggih. Dan perlu digarisbawahi kalau membawa maupun tidak alat-alat tersebut, tidak akan mempengaruhi pertimbangan penilaian dewan juri.
Disela-sela pembuatan naskah peserta, Q_Smart sempat mewawancarai beberapa guru pembimbing. Bu Weti dan Bu Eti, pembimbing dari MAN Tasikmalaya mengatakan hanya membutuhkan waktu 3 hari untuk pemilihan tema, pembuatan beberapa rubric, dan menyiapkan alat dan bahan untuk desain. Hal ini tidak terlalu memberatkan karena yang menjadi delegasinya pun merupakan siswa yang telah aktif di bulletin Lentera, buletinnya anak-anak MAN Tasik. Beliau juga menyatakan bahwa lomba yang baru kali ini dilaksanakan oleh instansi sekolah adalah sebuah pembaharuan. Selain bisa membangun kreativitas, siswa juga bisa belajar untuk memahami dan menalar aturan dalam bahasa tulis.
Panitia juga sempat berbincang-bincang dengan Pak Dindin Iskandar, guru pembina SMP Negeri 1 Cihaurbeuti. Persiapan yang dilakukan tak jauh berbeda dengan MAN Tasikmalaya. Mengadakan musyawarah tim redaksi, menentukan tema, persiapan bahan, hingga menyeleksi tulisan hasil siswa.
Dari kedua narasumber tersebut, sama-sama menginginkan lomba madding ini berlanjut. “Saya mengucapkan terima kasih atas diselenggarakannya acara ini. Pelaksanaannya bagus. Namun, saya berharap pesiapan panitia bisa lebih matang dan pengumuman ke sekolah-sekolah harus lebih didahulukan agar sekolah pun bisa mempersiapkan peserta agar lebih baik. Tetapi secara keseluruhan madding ini bagus.”
Q_Smart juga sempat menanyakan beberapa hal kepada salah satu anggota security Mayasari Plaza , Pak Dede Redi. Bapak yang telah bekerja sejak Mayasari Plaza berdiri ini mengatakan bahwa dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di Mayasari biasanya dilakukan penambahan pegawai yang tadinya hanya satu orang satu ruangan, menjadi dua pegawai. Sayangnya, costumer kerap kali melanggar beberapa peraturan, seperti duduk di tangga dan memakai pakaian sekolah ke dalam Mayasari Plaza .
Time is run. Ketika waktu tinggal 10 menit lagi, sebagian peserta telah selesai mengerjakan madding dan tinggal dikumpulkan. Dewan juri yang terdiri dari Kang Duddy R. S., redaktur SK Priangan, Kang Agus Ponda, redaktur tabloid Ganesha, dan Ibu Enden Nurhaeni, S. Pd., guru bahasa Indonesia SMA Al Muttaqin, telah melakukan penilaian kepada peserta sejak dimulai perlombaan. Tapi, untuk lebih memastikan keadaan yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah dibuat, panitia dibagi dalam beberapa tim untuk melakukan pengawasan terhadap peserta untuk pertimbangan juri nanti apabila terdapat nilai yang imbang dalam penilaian akhir.
Sekitar pukul 14.30 WIB peserta telah menyelesaikan madding yang paling perfect di mata mereka. Setelah istirahat, peserta tidak diizinkan untuk pulang sebelum mengikuti pengarahan untuk pemilihan juara favorit yang diambil lewat polling sms dan pemotretan peserta beserta madingnya. Soalnya, Minggu, 11 November dilaksanakan pameran
Adapun hasil juara berdasarkan penilaian panitia, yaitu SMA Negeri 1 Banjar sebagai juara Umum. Untuk juara tingkat SMP dan SMA direbut oleh SMP Negeri 1 Tasikmalaya dan SMA Negeri 3 Tasikmalaya. Sebagai juara favorit, diraih oleh SMP Negeri 2 Tasikmalaya.
Kang Dudi R. S. berjanji akan memberi lahan untuk menampilkan hasil mading peserta lewat Saba Sakola. Satu per satu mading akan ditampilkan selama ± 32 minggu sesuai dengan jumlah peserta.
Pameran Mading
Pameran madding hasil lomba dilaksanakan pada hari Minggu, 11 November 2007 di Ballroom Mayasari Plaza . Sejak pukul 10.00 hingga pukul 16.00, sudah ada beberapa orang yang mulai melihat-lihat madding. Selain madding peserta, panitia juga membuat madding, lho.. Mading tersebut dipajang di sekitar madding peserta.
Menjelang siang, pengunjung memang tidak terlalu mencolok. Namun, setelah menuju sore, pengunjung mulai berdatangan dari berbagai kalangan usia. Dari anak kecil, remaja, dewasa, hingga orang tua datang. Banyak dari mereka yang mengabadikan beberapa madding yang menurut mereka bagus. Malah, ada salah satu finalis band yang menjadikan pameran madding sebagai background foto mereka.
Selain untuk menampilkan hasil kreatuivitas remaja, kegiatan ini bertujuan untuk mencari dukungan pengunjung sebagai penentu juara favorit lomba madding.

0 komentar: